Sunday, June 8, 2025

Kenali, Siapakah Dirimu?


Coba lakukan observasi untuk menjawab pertanyaan, adakah di dunia ini, di sekelilingmu sesuatu yang diciptakan tanpa ada maksud, diciptakan hanya untuk diciptakan? Jika menemukan satu saja, sebutkan! Faktanya, kita akan kesulitan menemukan benda-benda yang secara sadar diciptakan, tetapi tanpa tujuan. Siapakah yang paling tahu tentang tujuan diciptakannya suatu benda? tentu saja pencipta suatu benda memiliki pengetahuan lebih mendalam tentang benda yang diciptakan dibandingkan penggunanya. Pencipta suatu benda lebih tahu tujuan dan fungsi benda serta memiliki alasan suatu benda diciptakan dengan bentuk tertentu untuk mendukung fungsi dari benda itu. Bahkan jika benda yang diciptakan itu rumit, pencipta akan membuat buku panduan penggunaan dan perawatan benda tersebut agar memiliki fungsi maksimal dan ketahanan yang lebih lama.

Sekecil apapun benda diciptakan, pasti akan ditemukan tujuan penciptaannya. Sebagai contoh, peniti dibuat untuk menyatukan kain atau jilbab, atau mengganti resleting yang rusak. Karet gelang diciptakan untuk mengikat barang-barang kecil seperti pinsil, uang atau kabel. Demikian pula benda kecil lain seperti sedotan, kancing cadangan, silica gel, atau benang dan jarum. 

Benda kecil lainnya seringkali memiliki manfaat vital yang menyebabkan tidak berfungsinya benda lain yang lebih besar, jika ia tidak ada. Contohnya pentil pada roda berfungsi mengatur keluar masuknya udara di ban, tanpa pentil ban tidak bisa menyimpan tekanan udara. Contoh lain, adalah sekrup (baut kecil) yang berfungsi mengikat komponen mesin, elektronik dan berbagai benda. Jika tidak ada sekrup mesin bisa rusak atau longgar. 

Dengan kata lain, setiap benda yang diciptakan secara sadar, tentu memiliki tugas dan fungsi serta bentuk yang ditentukan oleh penciptanya. Penggunaan yang tidak sesuai dengan tujuan pencipta bisa saja terjadi, tentu saja hal itu akan berpengaruh terhadap efektivitas kerja suatu benda. Bukan hanya itu, kesalahan penggunaan suatu benda tidak sesuai dengan tujuan penciptaan benda tersebut, baik disengaja ataupun tidak, dapat merembet menjadi disefisiensi, pemborosan pembiayaan serta delay waktu sehingga tidak sesuai harapan, dan pada akhirnya akan menimbulkan kerugian.  

Katakanlah, saya membuat gelas. Gelas biasa yang dimaksudkan menjadi wadah untuk air minum. Bentuk gelas itu dibuat seperti tabung dengan lingkaran bagian atas sekitar 2 sampai 3 centimeter lebih besar diameternya dibandingkan dengan lingkaran bagian bawah. Ketika gelas itu sampai di tangan pembeli, fungsi utama dari gelas itu memang menjadi alat untuk minum, membantunya minum dengan cara yang lebih efektif dibandingkan dengan minum menggunakan dua tangan secara langsung, atau dibandingkan dengan minum menggunakan alat lain yang tidak diciptakan dengan tujuan untuk alat bantu minum, seperti ember, sendok, piring, dan sebagainya.

Karena saya adalah orang yang merdeka, boleh dong gelas itu saya pergunakan semau saya, lha wong gelas itu sudah saya beli dan adalah hak saya untuk menggunakannya sesuka hati saya. Tidak harus menjadi alat bantu saya minum kan? Saya memandang bahwa adalah hak asasi saya jika saya menggunakan gelas itu untuk duduk, atau memindahkan pupuk kohe dari karung ke pot untuk menanam tanaman, atau untuk menangkap kecoa dan disimpan di dalamnya. Ya... tentu saja itu bisa dilakukan, tetapi penggunaan gelas yang tidak sesuai dengan tujuan penciptaan gelas, berdampak terhadap banyak hal. Silahkan pikirkan sendiri akibat yang akan dirasakan oleh saya.

Hal yang tadi saya bicaraka itu (penciptaan peniti, karet galang, gelas, pentil untuk roda, sekrup, dll) bisa disebut merupakan hal kecil yang tidak memerlukan pemikiran yang rumit dan mendalam untuk menciptakannya. Ada hal lain yang diciptakan lebih rumit, seperti mesin pada mobil dan pesawat terbang, susunan komponen pada komputer, televisi, atau handphond yang setiap hari Anda pegang, semua dibarengi dengan cara penggunaan dan prosedur perawatannya yang dibuat oleh produser benda-benda tersebut.

Selain benda-benda buatan manusia yang dapat disebut rumit, faktanya manusia sendiri adalah mahluk yang didisain dengan susunan yang luar biasa rumitnya. Buktinya dari seluruh tubuh manusia, diperlukan ratusan jenis dokter spesialis untuk menanganinya. Perlu bertahun-tahun dokter spesialis mempelajari bagaimana cara kerjanya, apa saja yang dapat memicu atau menambah kerusakan fungsinya dan apa yang dapat membantu mengatasi penyakitnya. Untuk urusan mata, ada dokter tersendiri, untuk jantung ada dokter jantung, ada dokter THT, dokter kandungan, dokter yang menangani tulang, syaraf, kulit, kelamin, dan masih banyak lagi. Bahkan kini masih diperlukan dokter sub spesialis. Sebagai contoh, untuk menangani masalah jantung atau dikenal dengan spesialis kardiologi, masih ada kurang lebih 7 (tujuh) sub spesialis yaitu kardiologi intervensi yang menangani serangan jantung dan penyakit jantung koroner secara prosedural, elektrofisiologi jantung bertugas melakukan ablasi jantung dan pemasangan pacemaker, ekokardiografi yang bertugas membantu mendiagnosis katup jantung, kelainan struktural dan fungsi jantung, dan seterusnya.

Pertanyaannya, apakah manusia yang demikian rumit itu diciptakan atau dia jadi dengan sendirinya? jawabannya yang paling masuk akal adalah manusia itu diciptakan. Alasannya, milyaran manusia didisain dengan struktur yang sama dan luar biasa rumit, sangat tidak masuk akal jika ia jadi dengan sendirinya. Apakah manusia diciptakan tanpa maksud dan tujuan? melihat benda-benda sekecil apapun yang diciptakan oleh manusia pasti memiliki tujuan, adalah hal yang sangat tidak masuk akal jika manusia diciptakan main-main atau tanpa tujuan. Siapakah yang paling mengetahui tujuan dan fungsi diciptakannya manusia? tentu saja pencipta manusia lebih tahu apa maksud dan tujuan penciptaan manusia. Bagaimana cara manusia menemukan siapa penciptanya? Pencipta manusia (pasti) dengan sengaja menyematkan piranti otak, akal dan pikiran yang dapat menjadi alat untuk mencari siapa penciptanya. Untuk memastikan manusia menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana maksud penciptaannya, tentu Yang Maha Pencipta menyertakan manual book atau petunjuk yang dapat diindra oleh manusia, dapat dijangkau oleh akal manusia. Gunakan akalmu, maka kau akan menemukan penciptamu.

No comments:

Post a Comment

Terbaru

Cinta yang Tak Butuh Panggung

Suasana aula sore itu penuh dengan semangat. Suara MC mengisi udara, memanggil satu per satu nama santri yang meraih prestasi terbaik—dari y...

Populer