Thursday, March 13, 2025

Teori Perkembangan Kognitif Lev Vygotsky

Lev Vygotsky (1896–1934) adalah seorang psikolog Rusia yang mengembangkan teori perkembangan kognitif berbasis interaksi sosial. Berbeda dengan Jean Piaget yang menekankan perkembangan kognitif sebagai proses individu, Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi sosial dan budaya. Teorinya sering disebut sebagai Sociocultural Theory of Cognitive Development atau Teori Sosiokultural.

Prinsip Dasar Teori Vygotsky

Vygotsky berpendapat bahwa proses berpikir itu berakar dari hubungan sosial yang dialami oleh anak dengan orang lain di sekitarnya. Dengan kata lain, teori Vygotsky berfokus pada bagaimana faktor sosial, budaya, dan bahasa berperan dalam perkembangan kognitif. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam teorinya:

A. Interaksi Sosial dalam Perkembangan Kognitif

Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orang lain, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya. Menurutnya, pembelajaran terjadi pertama kali dalam interaksi sosial (interpsychological), kemudian diproses dan diinternalisasi dalam pikiran individu (intrapsychological).

Contoh:

Seorang anak yang belajar menghitung dengan bantuan guru atau orang tua akhirnya akan mampu menghitung sendiri setelah beberapa kali melakukan latihan bersama.

B. Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development / ZPD)

ZPD adalah rentang keterampilan yang dapat dicapai anak dengan bimbingan dari orang lain, tetapi belum bisa dilakukan secara mandiri. Secara garis besar, ada tiga zona pengembangan kemampuan kognitif yaitu 1) zona aktual, 2) zona proksimal, dan 3) zona diluar jangkauan.

Zona aktual adalah kemampuan yang bisa dilakukan anak sendiri tanpa bantuan, adapun Zona proksimal adalah apa yang bisa dilakukan anak dengan sedikit bimbingan, dan Zona diluar jangkauan adalah Apa yang belum bisa dilakukan anak, bahkan dengan bantuan.

Implikasi dalam pendidikan adalah bahwa guru dan orang tua sebaiknya memberikan tantangan yang berada dalam ZPD anak untuk memaksimalkan pembelajaran. Di antara tantangan yang berada dalam ZPD adalah kalimat pemantik, sebagai contoh "Apa yang perlu ditambahkan agar menara balok ini tidak runtuh?" atau "bagaimana caranya agar lebih banyak ayam dapat ditampung di kandang ini?" ZPD juga dapat dilakukan melalui permainan tantangan seperti bermain tantangan, tebak-tebakan, teka teki, menemukan gambar yang hilang, dan sebagainya. Berikut adalah ilustrasi tentang zona perkembangan proksimal:

https://en.wikipedia.org/wiki/Zone_of_proximal_development 


C. Scaffolding (Dukungan dalam Pembelajaran)

Scaffolding adalah strategi pemberian bantuan sementara kepada anak hingga mereka bisa menyelesaikan tugas secara mandiri. Bantuan ini bisa berupa petunjuk verbal yaitu memberikan instruksi atau pertanyaan yang mengarahkan. Selain itu scaffolding dapat dilakukan melalui demonstrasi, yaitu menunjukkan cara menyelesaikan tugas. Dorongan sosial juga dapat menjadi dukungan dalam pembelajaran, yaitu memberikan motivasi dan dukungan. Seiring waktu, bantuan ini dikurangi sehingga anak dapat mandiri.

Sebagai contoh dukungan pembelajaran, saat belajar mengendarai sepeda, orang tua awalnya membantu dengan memegang sepeda, kemudian melepas pegangan secara bertahap sampai anak bisa mengendarainya sendiri.

D. Peran Bahasa dalam Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif berkaitan erat dengan kemampuan bahasa. Vygotsky berpendapat bahwa bahasa adalah alat utama dalam perkembangan kognitif karena memungkinkan komunikasi dan internalisasi konsep-konsep baru. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa dan perkembangan kognitif sangat berkaitan erat. Implikasi dalam pendidikan, adalah guru sebaiknya mendorong anak untuk berbicara secara verbal dalam proses belajar untuk membantu internalisasi konsep baru. Ada tiga jenis bahasa yang perlu diperhatikan dalam mendukung perkembangan kognitif yaitu 1) bahasa sosial, 2) bahasa egosentris, dan 3) internalisasi bahasa. 

Bahasa sosial digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, adapun bahasa egosentris (private speech) adalah ketika anak berbicara kepada diri sendiri untuk membimbing tindakan mereka. Selain itu diperlukan internalisasi bahasa, yaitu bahasa egosentris berkembang menjadi bahasa dalam pikiran anak, yang digunakan untuk berpikir dan memecahkan masalah.

.

Perbandingan Piaget dan Vygotsky

Aspek

Piaget

Vygotsky

Fokus utama

Perkembangan individu

Interaksi sosial dan budaya

Sumber utama perkembangan

Eksplorasi dan pengalaman individu

Bantuan sosial dan budaya

Peran bahasa

Bahasa berkembang setelah perkembangan kognitif

Bahasa adalah alat utama perkembangan kognitif

Zona belajar

Tidak membahas konsep ZPD

Menekankan pentingnya ZPD dan scaffolding

Pandangan tentang anak

Anak sebagai penemu aktif sendiri

Anak belajar melalui bimbingan dari orang lain

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa fokus utama Piaget dalam perkembangan kognitif menekankan pada perkembangan individu, sedangkan menurut Vygotsky perkembangan kognitif dipengeruhi tingkat intensitas interaksi sosial dan budaya. Selain itu, sumber utama perkembangan kognitif menurut Piaget adalah dipengaruhi oleh eksplorasi dan pengalaman individu, sedangkan menurut Vygotsky dipengaruhi oleh bantuan sosial dan budaya.

Berkaitan dengan peran bahasa, Piaget memandang bahwa bahasa itu berkembangan setelah terjadi perkembangan kognitif, tetapi menurut Vygotsky bahwa bahasa adalah alat utama dalam mendukung perkembangan kognitif. Selain itu, Piaget tidak membahas konsep ZPD, sedangkan Vygotsku menekankan pentingnya ZPD dan scaffolding untuk mendukung perkembangan kognitif anak.

Perbedaan Piaget dan Vygotskyu juga terlihat dari cara pandang mereka yang berbeda tentang anak. Piaget mamandang bahwa anak adalah penemu aktif sendiri pengetahuannya, sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan untuk menemukan pengetahuan dengan disediakan berbagai alat belajar yang eksploratif. Berbeda dengan Piaget, Vygotsky memandang bahwa anak itu belajar melalui bimbingan dari orang lain, oleh karena itu orang dewasa di sekitarnya memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan kognitif anak.

Implikasi Teori Vygotsky dalam Pendidikan

Berdasarkan teori Vygotsky, ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam pembelajaran:

  1. Pengajaran dalam Zona Perkembangan Proksimal (ZPD): Guru harus menyesuaikan tingkat kesulitan tugas agar sesuai dengan kapasitas kemampuan anak dan memberikan dukungan saat diperlukan. Oleh karena itu guru harus memiliki pemahaman tentang kapasitas anak sesuai dengan perkembangan usianya.
  2. Penggunaan Scaffolding: Guru memberikan bimbingan atau alat bantu seperti pertanyaan pemantik, diskusi, atau demonstrasi.
  3. Belajar Melalui Interaksi Sosial: Pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok atau diskusi agar anak dapat saling bertukar ide dan belajar dari orang lain. Oleh karena itu guru harus mengatur ruangan agar memungkinkan anak untuk saling berinteraksi satu sama lain dengan mudah.
  4. Penguatan Bahasa sebagai Alat Pembelajaran: anak didorong untuk menggunakan bahasa dalam berpikir dan belajar, misalnya melalui refleksi verbal atau diskusi kelas.


Referensi

Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.
Wertsch, J. V. (1985). Vygotsky and the Social Formation of Mind. Harvard University Press.
Rogoff, B. (1990). Apprenticeship in Thinking: Cognitive Development in Social Context. Oxford University Press.
Kozulin, A. (2003). Vygotsky’s Educational Theory in Cultural Context. Cambridge University Press.

No comments:

Post a Comment

Terbaru

Cinta yang Tak Butuh Panggung

Suasana aula sore itu penuh dengan semangat. Suara MC mengisi udara, memanggil satu per satu nama santri yang meraih prestasi terbaik—dari y...

Populer