Wednesday, February 19, 2025

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

 

https://www.clarku.edu/commencement/recipients/jean-piaget/   

Jean Piaget (1896-1980)

Biografi Singkat Jean Piaget

Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Swiss. Sejak kecil, ia menunjukkan minat besar dalam bidang biologi dan filsafat. Piaget menempuh pendidikan di Universitas Neuchâtel dan meraih gelar doktor dalam bidang ilmu alam pada usia 22 tahun. Setelah menyelesaikan studinya, ia mulai tertarik pada psikologi perkembangan dan bekerja di laboratorium Alfred Binet di Paris, tempat ia mengembangkan minatnya dalam memahami proses berpikir anak-anak.

Piaget dikenal sebagai pelopor dalam studi perkembangan kognitif anak. Melalui penelitian observasional dan wawancara dengan anak-anak, ia mengembangkan teori perkembangan kognitif yang terdiri dari empat tahap utama: sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Teorinya memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana anak-anak membangun pemahaman tentang dunia melalui pengalaman dan interaksi.

Sepanjang hidupnya, Piaget menulis lebih dari 60 buku dan ratusan artikel ilmiah. Ia juga mendirikan Pusat Epistemologi Genetik di Universitas Jenewa. Karyanya memiliki dampak besar dalam bidang psikologi, pendidikan, dan filsafat. Jean Piaget meninggal pada 16 September 1980 di Jenewa, Swiss, meninggalkan warisan intelektual yang terus berpengaruh hingga saat ini.

1. Pendahuluan

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget adalah salah satu teori utama dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan bagaimana anak-anak memperoleh pemahaman tentang dunia di sekitar mereka. Piaget percaya bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui serangkaian tahap yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik tertentu. Teorinya menekankan bahwa anak-anak bukanlah versi kecil dari orang dewasa, tetapi mereka membangun pengetahuan secara aktif melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Prinsip Dasar Teori Piaget

Teori Piaget didasarkan pada empat konsep utama yaitu 1) skema, 2) asimilasi, 3) akomodasi, dan 4) equilibrasi.

Dalam proses tumbuh kembang anak usia dini, mereka secara aktif membangun pemahaman tentang dunia di sekitarnya. Jean Piaget, seorang ahli psikologi perkembangan, menjelaskan bahwa anak-anak menggunakan pola berpikir tertentu dalam memahami dan merespons lingkungan mereka. Berikut beberapa konsep utama dalam teori perkembangan kognitif Piaget yang penting untuk dipahami oleh para pendidik PAUD:

  1. Skema (Schemas)

    Skema adalah pola berpikir atau kerangka kerja mental yang digunakan individu untuk mengorganisasi dan memahami pengalaman. Skema ini berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman anak. Sebagai Contoh, sejak bayi, anak memiliki skema menghisap untuk mendapatkan makanan. Seiring pertumbuhan, skema ini berkembang menjadi skema makan dengan sendok saat mereka mulai belajar menggunakan alat makan.

  2. Asimilasi (Assimilation)

    Asimilasi terjadi ketika anak memasukkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada tanpa mengubah struktur pemikirannya. Mereka mencoba memahami dunia berdasarkan apa yang sudah mereka ketahui. Contohnya seorang anak yang sudah mengenal anjing mungkin menganggap semua hewan berkaki empat sebagai anjing. Mereka menggunakan skema yang sudah ada untuk mengenali hal baru.

  3. Akomodasi (Accommodation)

    Ketika informasi baru tidak dapat dimasukkan ke dalam skema yang sudah ada, anak akan menyesuaikan atau membentuk skema baru. Ini memungkinkan mereka untuk memahami dunia dengan lebih akurat. Misalnya setelah melihat dan mempelajari perbedaan antara anjing dan kucing, anak mulai menyadari bahwa tidak semua hewan berkaki empat adalah anjing. Mereka kemudian membentuk skema baru untuk mengenali kucing sebagai hewan yang berbeda dari anjing.

  4. Equilibration (Keseimbangan Kognitif)

    Proses equilibration membantu anak mencapai keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi agar perkembangan kognitif berjalan harmonis. Keseimbangan ini memungkinkan anak untuk terus belajar dan memahami konsep-konsep baru tanpa merasa bingung atau kewalahan.

Sebagai pendidik PAUD, memahami konsep-konsep ini dapat membantu dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dengan memberikan pengalaman yang kaya dan beragam, anak akan lebih mudah membangun pemahaman yang lebih kompleks dan berkembang secara optimal.

3. Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap utama yaitu 1) tahap sensoriomotor, 2) tahap Praoperasonal, 3) tahap operasional konkret, dan 4) Tahap operasional formal.

Tahap Sensorimotor (0–2 tahun)
Pada tahap ini, anak belajar melalui pengalaman langsung dengan menggunakan indera dan gerakan. Mereka mulai memahami dunia melalui interaksi fisik dan eksplorasi. Di antara ciri tahapan sensorimotor adalah menggunakan refleks bawaan, seperti menghisap dan menggenggam, mengembangkan pemahaman tentang permanensi objek (menyadari bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat), dan mengeksplorasi lingkungan dengan tindakan langsung, seperti mengguncang mainan atau menjatuhkan benda untuk melihat hasilnya.

Tahap Praoperasional (2–7 tahun)
Pada tahap praoperasional anak mulai menggunakan simbol, seperti kata-kata dan gambar, untuk mewakili objek. Namun, mereka masih kesulitan berpikir secara logis. Ciri utama pada tahap ini adalah egosisentrisme, yaitu anak sulit melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, animisme anak percaya bahwa benda mati memiliki perasaan dan niat, serta kesulitan memahami konservasi, seperti berpikir bahwa jumlah air berubah jika dituangkan ke dalam wadah dengan bentuk berbeda.

Tahap Operasional Konkret (7–11 tahun)
Pada tahap operasional konkret anak mulai berpikir lebih logis tetapi masih memerlukan pengalaman konkret untuk memahami suatu konsep. Ciri utama pada tahap ini adalah anak mulai memahami konsep konservasi, bahwa volume atau jumlah tetap sama meskipun bentuknya berubah, mulai memahami perspektif orang lain (desentrasi), dan mampu menggolongkan objek berdasarkan karakteristik tertentu (penggolongan dan seriasi).

Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan sistematis. Ciri utamanya adalah anak mampu memahami konsep abstrak seperti keadilan dan kebebasan, dapat menggunakan penalaran deduktif untuk menarik kesimpulan, serta mampu memecahkan masalah secara sistematis dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

4. Implikasi Teori Piaget dalam Pendidikan

Teori Piaget memiliki dampak besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam membentuk metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak. Konsep-konsep seperti belajar melalui pengalaman langsung (discovery learning), pembelajaran aktif, dan pentingnya menyesuaikan materi dengan tingkat pemahaman anak di setiap tahap perkembangan telah menjadi dasar dalam perancangan kurikulum dan strategi pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. 

Pembelajaran harus sesuai dengan tahap perkembangan anak:
Guna menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, guru hendaknya menyajikan materi dengan cara yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Berdasarkan standar PAUD yang diterapkan di Indonesia, guru penting memperhatikan Standar Tingkat Perkembangan Anak, atau Standar Capaian Perkembangan Anak. Apabila pembelajaran lebih tinggi dari tingkat kemampuan kognitif anak, maka akan menimbulkan stres atau frustasi pada anak dan ini menjadi pengalaman buruk dalam pendidikan yang dapat menyebabkan fitrah belajar anak menjadi menurun dan menanamkan pandangan bahwa belajar adalah suatu beban. Sebaliknya apabila pembelajaran disajikan lebih rendah dari tahap perkembangan anak, maka anak akan merasa bosan dan tidak bersemangat untuk belajar.

Belajar melalui pengalaman langsung:
Anak-anak sebaiknya belajar melalui eksplorasi aktif dan praktik langsung agar mereka dapat memahami konsep secara lebih mendalam dan bermakna, daripada hanya mengandalkan metode pembelajaran pasif seperti mendengarkan ceramah. Dengan terlibat langsung dalam berbagai pengalaman, seperti mengamati, mencoba, dan memecahkan masalah sendiri, anak-anak akan lebih mudah menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya. Pendekatan ini juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemandirian dalam belajar, yang sangat penting untuk perkembangan kognitif dan sosial mereka.

Sebagai contoh, untuk mengajarkan perbandingan besar dan kecil, anak hendaknya tidak hanya diajak melihat gambar, tetapi juga merasakan dengan benda langsung, seperti batu besar dan kecil, buah yang besar dan kecil, kemudian mengurutkan dari kecil ke besar, atau mengklasifikasi mana saja benda yang kecil dengan benda yang besar dikelompokkan dalam satu wadah yang sama.

Dorongan terhadap pembelajaran mandiri:
Anak-anak harus diberi kesempatan yang luas untuk menemukan solusi sendiri melalui eksplorasi, karena dengan cara ini mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemandirian, dan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan. Melalui proses mencoba, mengamati, dan menganalisis berbagai kemungkinan, anak-anak akan belajar memahami hubungan sebab-akibat serta mengasah keterampilan pemecahan masalah secara alami. Selain itu, eksplorasi yang dilakukan secara mandiri atau dalam kelompok juga membantu mereka mengembangkan kreativitas, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai situasi baru dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandirian akan tumbuh apabila guru memberi kesempatan berupa waktu yang cukup (intensitas main) yaitu minimal 60 menit. Selama enam puluh menit itu anak melakukan kegiatan bermain, dan guru hanya memberi bantuan apabila diminta atau diperlukan oleh anak. Tugas guru pada saat bermain adalah mengawasi, mengamati, dan mencatat capaian perkembangan anak.

Pentingnya interaksi sosial:
Jean Piaget meyakini bahwa anak-anak belajar dengan lebih efektif ketika mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi secara aktif dan mendiskusikan ide-ide mereka dengan teman sebaya. Melalui interaksi sosial ini, anak-anak dapat saling berbagi pengalaman, menguji pemahaman mereka, serta mendapatkan perspektif yang berbeda, yang pada akhirnya membantu mereka membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu konsep. Diskusi dengan teman sebaya juga memungkinkan anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan berargumentasi, serta meningkatkan pemahaman mereka melalui proses tanya jawab dan refleksi bersama. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih dinamis, bermakna, dan menyenangkan bagi anak-anak.

Untuk mendukung interaksi sosial, hendaknya tata letak tempat duduk diperhatikan oleh guru. Posisi duduk menghadap guru dalam setting pembelajaran klasikal tentu saja kurang mendukung interaksi sosial. Setting kelas perlu diupayakan agar anak dapat berinteraksi, minimal dua orang saling berhadapan agar mereka dapat saling bercakap-cakap dan berinteraksi dengan teman sebaya. 

5. Kritik terhadap Teori Piaget

Meskipun teori Piaget sangat berpengaruh dalam pendidikan anak usia dini, ada beberapa kritikan yang dialamatkan kepadanya, di antaranya kurangnya pertimbahgan faktor sosial dan budaya. Hal ini dikarenakan teori Piaget lebih fokus pada perkembangan individu dan kurang memperhitungkan peran lingkungan sosial. Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bisa mencapai tahap tertentu lebih cepat ataupun lebih lambat dari apa yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget kurang memperhatikan keragaman variasi individu, karena nyatanya tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yagn sama.


REFERENSI

Piaget, J. (1952). The Origins of Intelligence in Children. New York: Norton.
Piaget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. New York: Viking.
Flavell, J. H. (1963). The Developmental Psychology of Jean Piaget. Van Nostrand.
Siegler, R. S. (2005). Children’s Thinking. Prentice-Hall.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.

No comments:

Post a Comment

Terbaru

Cinta yang Tak Butuh Panggung

Suasana aula sore itu penuh dengan semangat. Suara MC mengisi udara, memanggil satu per satu nama santri yang meraih prestasi terbaik—dari y...

Populer